Nama : Muhammad Al Ghozali
NIM :
A311 11 004
Materi
: “Analisis Biaya Relevan“
Biaya relevan
adalah biaya yang berbeda antara satu alternatif dengan alternatif lainnya.
dalam kasus ini yang dianggap relevan adalah biaya yang dikeluarkan jika
menerima pesanan khusus dan tidak dikeluarkan jika menolak pesanan khusus. sunk
cost adalah biaya yang telah dikeluarkan dan tidak dapat dikembalikan. jika
biaya tersebut tidak dapat dikembalikan maka dalam kedua alternatif biaya ini
akan tetap ada walaupun dalam salah satu alternatif tidak punya nilai guna.
biaya ini tidak lagi tergolong biaya relevan. avoidable cost adalah biaya
yang dapat dihilangkan baik seluruhnya ataupun sebagian dengan memilih salah satu
dari alternatif yang tersedia. Dengan memilih alternatif pergi ke bioskop, biaya sewavideotape dapat dihindari. Dengan memilih alternatif menyewa videotape, biaya
menonton film di bioskop dapat dihindari. Oleh karena itu, biaya menonton di bioskop
dan menyewa videotape dapat dihindari. Sebaliknya, biaya sewa apartemen tidak dapat
dihindari di antara kedua alternatif tersebut. Anda akap tetap menyewa apartemen,
apapun
pilihan Anda atas kedua alternatif tersebut. Avoidable cost adalah biaya
relevan. opportunity cost adalah biaya yang didapat
jika memilih alternatif lain. Dalam kasus ini, jika perusahaan menolak pesanan
khusus dari mangsa pasar yang baru, maka perusahaan akan kehilangan kesempatan
untuk mempromosikan produknya ke pasar baru. Biaya ini tergolong biaya yang
relevan karena ada dalam alternatif satu tapi tidak pada yang lain.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan yang diambil manajemen meliputi
berbagai macam dan jangka waktu, misal keputusan dalam kegiatan operasi rutin
atau keputusan yang diambil dalam masalah-masalah khusus. Pengambilan keputusan
rutin pada umumnya terjadi dan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan operasi
perusahaan yang bersifat teratur dan rutin. Pengambilan keputusan khusus pada
umumnya bersifat tidak teratur waktu terjadinya dibandingkan dengan keputusan
operasi perusahaan secara periodik, bersifat khusus dan bahkan luar biasa.
Pengambilan keputusan khusus banyak jenisnya, yang
akan dibahas dalam bab ini adalah pengambilan keputusan khusus yang berkaitan
dengan :
1. Menerima atau menolak pesanan penjualan khusus
2. Pengurangan atau penambahan jenis produk atau departemen
3. Membuat sendiri atau membeli dari luar suatu komponen
4. Menyewakan atau menjual/memakai sendiri fasilitas perusahaan
5. Menjual atau memproses lebih lanjut hasil produksi
1. Menerima atau menolak pesanan khusus
Menerima atau menolak pesanan khusus adalah dua
alternatif keputusan yang ada kalanya dihadapi oleh manajemen. Pesanan khusus
adalah pesanan di luar penjualan normal, biasanya dengan harga yang lebih
rendah dari harga jual normal.
Keputusan tentang harga jual produk (jasa) jangka
panjang harus mendasarkan pada pertimbangan full cost. Tetapi dalam
jangka pendek (masih ada kapasitas yang menganggur), penentuan harga jual dapat
dilakukan dengan hanya mempertimbangkan differensial cost. Oleh karena itu,
pesanan khusus mungkin menarik, meskipun harganya lebih rendah dari harga jual
normal. Analisis differensial dapat digunakan untuk mengevaluasi differensial
revenue and cost yang berhubungan dengan pesanan khusus ini. Harga jual yang
diterima menurut analisis ini hanya berlaku untuk jangka pendek, bukan untuk
kegiatan reguler perusahaan dalam jangka panjang.
2. Meniadakan atau menambah Jenis Produk atau
Departemen.
Manajemen selalu dihadapkan dengan keputusan-keputusan
yang mengarah pada kombinasi produk yang dapat menghasilkan laba yang maksimal.
Pada umumnya pengambilan keputusan untuk meniadakan produk atau departemen
timbul karena jenis produk atau departemen yang bersangkutan menderita kerugian
secara terus menerus. Dalam hal ini manajemen harus mempertimbangkan pendapatan
differensial dan baiya differensial dalam pengambilan keputusan tersebut.
Jika keputusan yang akan diambil meniadakan salah satu
jenis produk atau departemen, harus pula dipertimbangkan adanya biaya
terhindarkan (avoidable cost) dan biaya tak terhindarkan (unavoidable
cost). Biaya tak terhidarkan biasanya merupakan biaya bersama (joint
cost) bagi beberapa jenis produk atau departemen, sehingga peniadaan salah
satu jenis produk/depertemen tidak mempengaruhi terjadinya biaya tersebut.
Dalam pengertian biaya relevan, biaya terhindarkan merupakan biaya relevan yang
harus dipertimbangkan dalam pemilihan alternatif, sedang biaya tak terhindarkan
merupakan biaya yang tidak relevan, maka dalam pengambilan keputusan biaya ini
dapat diabaikan.
Bila ada produk baru maka penghasilan dan biayanya
harus dievaluasi secara hati-hati untuk meyakinkan apakah labanya cukup besar
untuk membenarkan keputusan menjual produk tersebut.
3. Membuat Sendiri atau Membeli Bahan Baku Produk dari
Luar
Manajemen sering dihadapkan pada persoalan yang
berkaitan erat dengan penggunaan bahan produksi, misal untuk perusahaan
perakitan adalah masalah penggunaan suku cadang, apakah perusahaan akan membuat
sendiri karena memang perusahaan mempunyai fasilitas untuk membuat suku cadang
tersebut atau membelinya dari perusahaan lain.
Jika fasilitas perusahaan untuk suku cadang tersebut
telah mencapai kapasitas penuh, maka untuk memenuhi kebutuhan proses produksi
karena meningkatnya volume penjualan perusahaan sudah tidak memungkinkan, maka
tidak mengherankan kalau perusahaan terpaksa memenuhinya dengan cara membeli
dari perusahaan lain. Akan tetapi dalam hal kapasitas perusahaan masih memenuhi
untuk memproses meningkatnya volume penjualan, maka keputusan untuk membeli
suku cadang dari luar harus mempertimbangkan biaya differensial dan kemungkinan
fasilitas perusahaan yang menganggur. Analisis differensial mampu memecahkan
masalah ini
4. Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan
Pengambilan keputusan dapat pula berkaitan dengan
pemilihan alternatif menyewakan atau menjual fasilitas yang tidak dipergunakan
lagi dalam operasi perusahaan. Dalam pemilihan alternatif tersebut, manajemen
harus pula mempertimbangkan pendapatan differensial dan biaya differensial
5. Memproses Lebih Lanjut setelah
Split-off Point atau Langsung Menjual
Dalam suatu perusahaan ada kemungkinan beberapa produk
akan diproduksi secara bersama-sama dari bahan baku yang sama atau dari satu
proses produksi yang sama. Kondisi seperti itu disebut sebagai joint product
atau co-product. Saat dapat dipisahkannya produk-produk itu dari proses
produksi disebut dengan split-off point. Biaya yang timbul dalam
proses produksi sebelum spilt-ff pont disebut joint-cost atau commont
cost. Oleh karena biaya produksi untuk masing-masing produk harus
diketahui , maka usaha untuk mengalokasi biaya bersama harus dilakukan secara
adil dan teliti. Pengalokasian secara adil dan teliti merupakan masalah yang
harus dicapai pemecahannya. Salah satu pemecahannya adalah mengalokasi biaya
bersama dengan menggunakan nilai jual relatif dari produk-produk tersebut.
Untuk produk yang diproduksi bersama tersebut ada dua kemingkinan :
- Setelah
titik pisah, masing-masing produk dapat dijual langsung karena produk
tersebut merupakan produk akhir.
- Setelah
titik pisah, produk tersebut sebagian dapat dijual langsung atau
dapat juga diproses lebih lanjut menjadi produk baru.
Untuk produk jenis kedua, jika diproses lebih lanjut
sudah barang tentu membutuhkan biaya tambahan guna memproses produk tersebut,
Setelah diproses lebih lanjut, diharapkan produk tersebut dapat dijual dengan
harga lebih tinggi sehingga selain dapat menutup biaya tambahan ditambah biaya
semula (sebelum titik pisah) diharapkan juga keuntungan perusahaan meningkat
dibandingkan keuntungan jika dijual langsung. Masalah yang akan dibahas adalah
keputusan manajemen yang bijaksana, apakah produk dijual langsung setelah
split-off point atau diproses lebih lanjut. Tekanannya adalah alokasi biaya setelah
split-off point.
DAFTAR PUSTAKA
Garrison, Ray.H, Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. 2008. Managerial
Accounting. New York : The McGraw-Hill Companies. Inc.
Komentar
Posting Komentar