Sistem Informasi : Perspektif Akuntan
RMK Sistem Informasi Akuntansi
SISTEM INFORMASI: PERSFEKTIF AKUNTAN
OLEH :
MUHAMMAD AL GHOZALI (A311 11 004)
FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
Lingkungan
Informasi
Apakah Sistem Itu ?
Bagi banyak orang, istilah system memunculkan
gambaran mental mengenai berbagai komputer dan pemrograman. Kenyataannya,
istilah tersebut dapat diaplikasikan secara lebih luas. Beberapa sistem terjadi
secara alami, sementara lainnya merupakan buatan.
Berbagai
Elemen Sistem
1.
Banyak komponen. Sebuah
sistem harus berisi lebih dari satu bagian.
2.
Berhubungan. Tujuan umum dari suatu sistem adalah menghubungkan
berbagai bagian dari sistem tersebut.
3.
Sistem
versus subsistem. Sistem disebut subsistem ketika
dipandang hubungannya dengan sistem yang lebih besar di mana sistem tersebut
hanya menjadi bagian dari sistem yang lebih besar.
4.
Tujuan. Sistem harus
mengarah ke satu atau beberapa tujuan.
5.
Dekomposisi
sistem. Dekomposisi adalah proses membagi sistem menjadi
berbagai bagian subsistem yang lebih kecil.
6.
Interdependensi
Subsistem. Kemampuan sistem untuk mencapai tujuannya bergantung
pada efektivitas fungsinya dan interaksi yang harmonis antara subsistemnya.
Sistem Informasi
Sistem
informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan,
diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. Pada ssebuah
perusahaan manufaktur yang didekomposisi menjadi subsistem-subsistemnya yang
utama. Ada dua kelas sistem utama muncul dari dekomposisi ini adalah Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) dan Sistem Informasi Manajemen(SIM).
Perbedaan
antara SIM dan SIA berpusat pada konsep sebuah transaksi. SIM berfokus pada
sistem lini fungsional (Sistem Manejemen Keuangan, Sistem Pemasaran, Sistem
Produksi dan Sistem Sumber Daya Manusia). Sedangkan SIA berfokus pada Proses
Akuntansi ( Sistem Pemrosesan Transaksi, Sistem Pelaporan Buku Besar/Keuangan
dan Sistem Pelaporan Manajemen).
Sistem
informasi menerima input, disebut transaksi, yang kemudian dikonversi melalui
berbagai proses menjadi output informasi yang akan didistribusikan kepada para
pemakai informasi. Transaksi akan dibagi menjadi dua kelas, yaitu transaksi keuangan dan transaksi non keuangan.
SIA terdiri atas tiga subsistem
utama: (1) sistem pemrosesan transaksi – SPT yang mendukung operasi
bisnis setiap hari dengan sejumlah dokumen dan pesan-pesan untuk para pemakai
seluruh organisasi; (2) sistem pelaporan buku besar/keuangan-SPPBB seperti
laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, pengembalian pajak, dan
laporan-laporan lainnya yang ditetapkan oleh hukum; dan (3) sistem pelaporan
manajemen-SPM, yang menyediakan manajemen internal dengan laporan keuangan
dengan tujuan khusus dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan,
seperti anggaran, laporan, varian, dan laporan pertanggungjawaban.
Peran
Akuntan
Para akuntan
pertama-tama terlibat dengan tiga cara
yaitu:
a. Akuntan sebagai pemakai
Dalam
kebanyakan organisasi, fungsi akuntansi merupakan pemakai tungal yang paling
besar dari jasa komputer. Sebagai
pemakai akhir, para akuntan harus memberikan gambaran yang jelas tentang
kebutuhan mereka kepada para profesional yang mendesain sistem mereka.
b. Akuntan sebagi desainer sistem
Apresiasi
terhadap tanggung jawab akuntan untuk suatu desain sistem memerlukan perspektif
historis yang mendahului komputer sebagai alat informasi bisnis. Secara tradisional, para akuntan bertanggung
jawab untuk aspek-aspek kunci dari
sistem informasi, termasuk menilai kebutuhan informasi pemakai, mendefinisikan
isi dan format output laporan, menspesifikasi sumber data, memiliki peraturan
akuntansi spesifik, dan menentukan kontrol yang diperlukan untuk menjaga
integritas dan efisiensi sistem informasi.
Pada masa sekarang, tanggung jawab desain sistem dibagi diantara akuntan
dan profesional komputer sebagai berkuit : fungsi akuntansi bertanggung jawab
untuk sistem untuk sistem koseptual dan fungsi komputer bertanggung jawab untuk
sistem fisiknya saja.
c. Akuntan sebagai auditor sistem
Auditing adalah salah satu bentuk pengujian independen yang
dilakukan oleh seorang ahli auditor yang menunjukan pendapatnya tentang
kejujuran (fairness) sebuah laporan keuangan. Keyakinan publik pada reliabilitas laporan
keuangan yang dihasilkan secara internal terletak pada validasi yang dilakukan
oleh seorang auditor ahli dan independen, jasa ini sering disebut sebagai
fungsi pembuktian (attest function).
Auditing Eksternal
Secara
historis, tanggung jawab akuntan
eksternal sebagai seorang auditor sistem terbatas pada fungsi pembuktian yang
disebutkan sebelumnya.
Assurance
service adalah jasa profesional, termasuk fungsi pembuktian yang
didesain untuk meningkatan kualitas informasi, baik keuangan maupun non-keuangan, yang digunakan oleh para
pengambil keputusan.
Auditing
TI biasanya
dilakukan sebagai bagian dari audit keuangan.
Auditor TI membuktikan integritas elemen-elemen dari sistem informasi
organisasi yang semakin kompleks dengan adanya teknologi komputer.
Auditing Internal
Auditing
internal merupakan fungsi penilaian
dalam organisasi. Auditor internal
melakukan serangkaian kegiatan atas nama organisasi, termasuk diantaranya
melakukan audit laporan keuangan, mengkaji kesesuaian kegiatan operasi dengan
kebijakan organisasi, mempelajari kesesuaian organisasi dengan kewajiban umum,
mengevaluasi efisiensi operasional, mendeteksi dan mengejar kecurangan dalam
perusahaan, dan melakukan audit TI.
Komentar
Posting Komentar